Keterangan Polisi
Tetapi polisi berkata beda. Kepolisian Resor Metro Bekasi meyakinkan MA (30), pria yang tewas dibakar massa pada Selasa (1/8/2017) petang, yaitu pencuri alat pengeras nada punya musala.
Hal tersebut diperkuat ada laporan polisi yang di buat oleh penjaga musala (marbot) setempat.
" Hasil penyelidikan mengatakan, kalau korban yang dibakar massa ini yaitu aktor pencurian amplifire musala, " tutur Kepala Unit Reserse Kriminil Polres Metro Bekasi AKBP Rizal Marito, Rabu (2/8/2017) malam diambil dari Warta Kota.
MA tewas dibakar massa di Kampung Muara Bakti RT 12/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa (1/8/2017) petang. Oleh petugas, jenazahnya dibawa ke Tempat tinggal Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diautopsi.
Sebelumnya dibakar, MA pernah diamuk massa memakai tangan kosong.
Pemicunya, karna MA disangka mengambil alat pengeras nada punya satu musalah di Kampung Sukai Tenang RT 01/07, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.
Aksinya tepergok, sampai dia lari lantas langkah menceburkan diri ke satu kali di perbatasan pada Kampung Muara Bakti dengan Kampung Sukai Tenang.
Warga Kampung Sukai Tenang lalu mengubernya hingga ke Kampung Muara Bakti.
Sesudah menyeberang kali serta masuk ke lokasi Kampung Muara Bakti, dia malah diamuk massa sampai tewas karna dibakar.
Rizal juga menyanggah berita yang mengatakan MA yaitu korban tujuan.
MA pernah dimaksud tukang servis tv yang waktu peristiwa akan melakukan salat.
Waktu mengubahkan amplifire dari sepeda motornya kedalam musala karna cemas hilang, MA malah diteriaki maling.
Takut diamuk massa, MA lari menyelamatkan diri ke kampung samping. Tetapi, kata Rizal, saksi marbot berkata beda.
" Berdasar pada info marbot, tiga unit amplifire yang berada di musala sudah hilang sebentar sesudah MA melakukan salat, " terang Rizal.
Ketahui hal tersebut, kata Rizal, marbot itu berteriak maling.
Dibantu warga, mereka menguber MA yang waktu itu memboyong amplifire memakai sepeda motor.
Sekitaran 2 km. dari tempat peristiwa, MA berhasil dikepung.
Diluar sangkaan, dia nekat menceburkan diri sampai berenang ke kampung seberang.
Nahas, dia di tangkap serta segera diamuk massa yang jengkel dengan tingkahnya.
Rizal berkata, walau MA adalah aktor kejahatan, warga tidak sepatutnya main hakim sendiri.
Terlebih, perbuatan massa itu hingga menyebabkan MA wafat dunia.
" Untuk pengeroyokan yang menyebabkan MA wafat dunia juga akan tetaplah kami sistem, " kata Rizal.
Hingga sekarang ini, pihaknya tengah menggali info beberapa saksi di lapangan.
Bahkan juga, video pembakaran MA juga akan dipelajari penyidik manfaat mengidentifikasi warga yang nekat membakarnya.
" Semuanya yang tidak mematuhi ketentuan ada hukumannya. Tentu, warga yang membakar MA juga akan kita sistem, " tegasnya. (*)
#sumber : (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah).
Tetapi polisi berkata beda. Kepolisian Resor Metro Bekasi meyakinkan MA (30), pria yang tewas dibakar massa pada Selasa (1/8/2017) petang, yaitu pencuri alat pengeras nada punya musala.
Hal tersebut diperkuat ada laporan polisi yang di buat oleh penjaga musala (marbot) setempat.
" Hasil penyelidikan mengatakan, kalau korban yang dibakar massa ini yaitu aktor pencurian amplifire musala, " tutur Kepala Unit Reserse Kriminil Polres Metro Bekasi AKBP Rizal Marito, Rabu (2/8/2017) malam diambil dari Warta Kota.
MA tewas dibakar massa di Kampung Muara Bakti RT 12/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa (1/8/2017) petang. Oleh petugas, jenazahnya dibawa ke Tempat tinggal Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diautopsi.
Sebelumnya dibakar, MA pernah diamuk massa memakai tangan kosong.
Pemicunya, karna MA disangka mengambil alat pengeras nada punya satu musalah di Kampung Sukai Tenang RT 01/07, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.
Aksinya tepergok, sampai dia lari lantas langkah menceburkan diri ke satu kali di perbatasan pada Kampung Muara Bakti dengan Kampung Sukai Tenang.
Warga Kampung Sukai Tenang lalu mengubernya hingga ke Kampung Muara Bakti.
Sesudah menyeberang kali serta masuk ke lokasi Kampung Muara Bakti, dia malah diamuk massa sampai tewas karna dibakar.
Rizal juga menyanggah berita yang mengatakan MA yaitu korban tujuan.
MA pernah dimaksud tukang servis tv yang waktu peristiwa akan melakukan salat.
Waktu mengubahkan amplifire dari sepeda motornya kedalam musala karna cemas hilang, MA malah diteriaki maling.
Takut diamuk massa, MA lari menyelamatkan diri ke kampung samping. Tetapi, kata Rizal, saksi marbot berkata beda.
" Berdasar pada info marbot, tiga unit amplifire yang berada di musala sudah hilang sebentar sesudah MA melakukan salat, " terang Rizal.
Ketahui hal tersebut, kata Rizal, marbot itu berteriak maling.
Dibantu warga, mereka menguber MA yang waktu itu memboyong amplifire memakai sepeda motor.
Sekitaran 2 km. dari tempat peristiwa, MA berhasil dikepung.
Diluar sangkaan, dia nekat menceburkan diri sampai berenang ke kampung seberang.
Nahas, dia di tangkap serta segera diamuk massa yang jengkel dengan tingkahnya.
Rizal berkata, walau MA adalah aktor kejahatan, warga tidak sepatutnya main hakim sendiri.
Terlebih, perbuatan massa itu hingga menyebabkan MA wafat dunia.
" Untuk pengeroyokan yang menyebabkan MA wafat dunia juga akan tetaplah kami sistem, " kata Rizal.
Hingga sekarang ini, pihaknya tengah menggali info beberapa saksi di lapangan.
Bahkan juga, video pembakaran MA juga akan dipelajari penyidik manfaat mengidentifikasi warga yang nekat membakarnya.
" Semuanya yang tidak mematuhi ketentuan ada hukumannya. Tentu, warga yang membakar MA juga akan kita sistem, " tegasnya. (*)
#sumber : (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah).
Thanks for reading & sharing gado gado
0 comments:
Post a Comment