Maafkan Aku, Suamiku
oleh : Aput S
Langkahnya langsung menuju kamar mandi. Ia menangis sejadi-jadinya. Sedangkan Riyan, suaminya, hanya diam mengusap wajahnya di kamar."Aku tau sayang. Memang tak mudah menghapus bayang orang yang kau sayang, yang kini sudah tiada. Aku paham itu sayang. Aku tidak akan memaksamu. Aku akan menunggumu sampai kau siap. Sudah satu setengah tahun aku menunggu. Tapi aku masih mampu untuk menunggu. Tenanglah."kata Riyan.Tangis Dewi semakin menjadi."Dewi, kini kau sudah bersuami. Harusnya kau tidak mengingat lagi bayang Dahvi yang sudah tiada. Harusnya kau melayani suamimu sejak satu setengah tahun yang lalu. Dia juga ingin menunaikan kewajibannya padamu. Tidakkah kau menyiksa batinnya? Jangan seperti ini Dewi. Suamiku, maafkan aku. Aku minta maaf."kata Dewi yang menangis bersandar di dinding.Riyan menghampiri Dewi. Ia belai jilbab biru yang dikenakan wanitayang sudah satu setengah tahun ini mendampinginya. Ia cium keningnya dengan lembut. Dengan tulus."Aku masih akan menungggumu. Tenanglah sayang."kata Riyan."Aku minta maaf. Aku belum bisa. Tidakkah kau bosan menerima perlakuanku ini? yang kau dapat adalah ciuman keningku dan jabatan tanganku.""Membelaimu. Mencium keningmu. Jabatan tanganmu. Itu sudah cukup. Apalagi kau akan memberi lebih. Aku akan bahagia sekali. Tapi entah kapanpun itu, aku akan setia menunggumu sayang."kata Riyan lalu mencium kening lagi kening istrinya itu dengan sangat tulus.
cc from https://www.facebook.com/groups/KomunitasBisaMenulis/
Thanks for reading & sharing gado gado
0 comments:
Post a Comment